Asal Kota Pedamaran Kabupaten OKI

SUDAH Sangat kental, masyarakat setempat mengakui asal muasal masyarakat Pedamaran diyakini berasal dari Suku Melayu daerah Meranjat Kabupaten Ogan Ilir (OI) (Saat ini sekitar perjalanan mobil 2 jam dari Pedamaran) yang merantau ke wilayah daratan Pedamaran untuk mengambil kayu damar.
Kayu damar ini, habitat aslinya berasal dari Melanesia bagian timur. Tumbuhan ini dibudidayakan untuk diambil getahnya dan diolah menjadi kopal. Tumbuhan ini banyak dijumpai di daerah pegunungan, tetapi terkadang juga dapat hidup dan berkembang di dataran rendah. Bentuk pohonnya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar, daunnya agak tebal dan tumbuhan ini dapat digunakan sebagai bahan baku dalam memproduksi berbagai produk seperti pernis, cat, tinta, kemenyan, dempul, dan kosmetik.Lalu, entah darimana mula ceritanya para orang tua yang ada di Pedamaran berkeyakinan, Pedamaran berasal dari kata Damar yang kemudian di tambah awalan Pe dan akhiran AN, sehingga menjadi “PEDAMARAN” yang artinya daerah pohon damar.

Cerita ini diperkuat dengan berbagai hasil karya seniman lokal dari daerah Pedamaran, Syahrudin yang dituangkannya dalam lagu Asal Usul Pedamaran, dan juga Suparman Gulux yang menciptakan lagu Urang Diri. Kedua lagu tersebut, menguatkan cerita bahwa nenek moyang Pedamaran berasal dari Meranjat.“Nenek moyang kita ini berasal dari Meranjat yang merantau di daerah Pedamaran dengan menggunakan alat transportasi perahu. Dan perahu tersebut sering di letakkan di leboh tebakar, atau saat sekarang di sekitar Masjid Jamik, Desa Pedamaran II. Dan nenek moyang kita tersebut di kubur di pemakamam umum Desa Pedamaran III, yang kalau tidak salah namanya Kinang,”ungkap salah satu sesepuh masyarakat setempat Linom kepada penulis.

Kendati demikian, hingga saat ini tanda-tanda peninggalan tanaman kayu damar tidak nampak terlihat di wilayah ini, sehingga sebagian kelompok masyarakat justru lebih cenderung meyakini asal usul nenek moyang masyarakat Pedamaran berasal dari Pulau Jawa. Hal ini didukung dengan banyaknya perkuburan atau yang sering disebut warga setempat keramat 9 sakti, yang diduga berasal dari Pulau Jawa, seperti keramat Pulau Sekampung, Keramat Tanjung Tetak dan keramat lainnya. Keyakinan ini juga diperkuat adanya fakta bahwa di Pulau Jawa ada perkampungan Perkuburan keramat nenek moyang orang Pedamaran.Berdasarkan opini, penelusuran dan cerita masyarakat, serta fakta peninggalan yang ada, maka timbul dua versi yakni kelompok yang meyakini nenek moyang Pedamaran berasal dari Meranjat dan kelompok yang meyakini nenek moyang mereka berasal dari Jawa.
Kelompok yang pertama, yakin bahwa konon menurut cerita, orang Meranjat merantau ke Pedamaran untuk mencari damar (tidak di ketahui tahunnya), selanjutnya menetap dan tinggal di Pedamaran. Fakta ini diperkuat dengan terbentuknya Desa Serinanti yang diyakini sebagai tempat orang Meranjat menunggu atau menanti damar.
Keyakinan, masyarakat kelompok ini, didukung dengan beberapa kesamaan bahasa antara Meranjat dengan Pedamaran, tetapi bahasa meranjat sedikit berayun meliuk. Sementara Pedamaran lebih tegas dan kasar. Bahkan pada zaman marga Pedamaran atau Marga Danau pernah dipimpin Depati Deraham asal Meranjat selama 26 tahun, yakni dari tahun 1815 – 1841.

Kelompok ke dua yakin bahwa pada zaman dahulu kala, tidak diketahui tahunnya. Orang dari Pulau Jawa atau dari Samudra Pasai, datang ke wilayah Pedamaran dengan menggunakan perahu dan ketika memasuki sungai Babatan (disepanjang wilayah perairan pedamaran), perahu mereka pecah dan tenggelam di dasar sungai.Orang-orang yang berhasil menyelamatkan diri, kemudian bermukim di daerah tersebut.

Fakta ini didukung di sekitar wilayah perairan bertetangga dengan Kecamatan Pedamaran. Ada sebuah lubuk besar yang diberi nama lubuk kemudi, yang konon ditempat tersebut pernah di temukan kemudi kapal berukuran besar.Selain itu, berkembang cerita bahwa nenek moyang Pedamaran dari Jawa. Karena adanya cerita penemuan sebila keris yang dibadan keris tersebut, terukir tulisan jawa kuno, yang konon kabarnya keris tersebut masih tersimpan di museum Palembang.

Selain penemuan tersebut, salah satu bukti yang meyakinkan nenek moyang Pedamaran asal jawa, ada beberapa kata bahasa Pedamaran sama dengan bahasa Jawa. Bahkan ada pemimpin Pedamaran zaman marga Depati Laduk memerintah pada tahun 1841 -1842, wafat di Pulau Jawa.Kendati demikian, belum ada sebuah tulisan yang mempunyai hak paten tentang asal usul dan sejarah Pedamaran. Yang jelas, berdasarkan fakta, bahwa pemerintahan Pedamaran mulai diakui sejak adanya zaman marga hingga zaman pasirah yang diperintah oleh 17 orang.
Yakni Pemimpin Pedamaran pertama kali yang diakui Marga Danau (Marga Asli Pedamaran) yakni Muyang Rio asal Pedamaran II yang memerintah pada tahun 1764-1789.Selanjutnya Usang Lumutan asal Pedamaran I, memimpin Marga Danau pada tahun 1789-1792. Kemudian Usang Ceremin asal Pedamaran I, pada tahun 1792-1807, dilanjutkan dengan kepemimpinan Usang Nyabung Teluk asal Pedamaran I pada tahun 1807-1814, dan beberapa pemimpin lainnya hingga ke zaman pasirah terakhir, yakni M Hasyim Sobar asal Pedamaran II, pada tahun1980-1983. (dri)Diposting oleh Warta Sumsel di 10.30


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top